Salah seorang pendeta Syiah Indonesia, Husein Ali Al-Habsyi turut hadir pada acara Asyuro di Balai Samudra, Jakrta Utara. Dia merupakan tokoh utama pada kasus peledakan di gereja Katholik Sasana Budaya dan gedung Seminari Alkitab Asia Tenggara (24 Desember 1984), Malang, Jawa Timur. Juga, kasus peledakan Candi Borobudur (21 Januari 1985), Magelang, Jawa Tengah. Serta, rencana peledakan gagal di Bali (Maret 1985).
Baca artikel  selengkapnya di BUKTI KEBENARAN SYIAH tafhadol
JAKARTA– Sesungguhnya sejak tahun 1983, pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang mayoritas penduduknya Muslim, melalui Departemen Agama ketika itu telah menegaskan bahwa Syiah bukan Islam.
Berdasarkan fakta tertulis, secara resmi Departemen Agama (kini Kementerian Agama) telah mengeluarkan Edaran tentang Syi’ah melalui Surat Edaran Departemen Agama Nomor D/BA.01/4865/1983, tanggal 5 Desember 1983 perihal “Hal Ikhwal Mengenai Golongan Syi’ah”
Pada poin ke-5 tentang Syi’ah Imamiyah (yang di Iran dan juga merembes ke Indonesia, red) disebutkan sejumlah perbedaannya dengan Islam. Lalu dalam Surat Edaran Departemen Agama itu dinyatakan sbb:
“Semua itu tidak sesuai dan bahkan bertentangan dengan ajaran Islam yang sesungguhnya. Dalam ajaran Syi’ah Imamiyah pikiran tak dapat berkembang, ijtihad tidak boleh. Semuanya harus menunggu dan tergantung pada imam. Antara manusia biasa dan Imam ada gap atau jarak yang menganga lebar, yang merupakan tempat subur untuk segala macam khurafat dan takhayul yang menyimpang dari ajaran Islam.” (Surat Edaran Departemen Agama No: D/BA.01/4865/1983, Tanggal: 5 Desember 1983, Tentang: Hal Ikhwal Mengenai Golongan Syi’ah, butir ke 5).
Terkait, Hidayatullah.com Rabu 25 Januari 2012 mewartakan, bahwa Menteri Agama ketika itu, Suryadharma Ali mengatakan keputusan Menteri Agama di masa Orde Baru telah menegaskan bahwa Syiah aliran di luar Islam.
“Kemarin-kemarin saya membuka dokumen, ternyata Majelis Ulama Indonesia dan Kemenag (dulu Depag) menyatakan Syiah bukan Islam, tapi saya lupa tahun berapa,” kata Menag usai rapat di Gedung DPR Jakarta, Rabu (25/1/2012).
Ironi
Sudah lebih dari tiga puluh tahun ulama dan umaro negeri ini telah menyatakan sikap yang tegas terhadap Syiah. Konsistensi akan hal ini dibutuhkan selanjutnya. Pertanyaannya mampukah pemerintah bertindak tegas terhadap Syiah? .
Karena faktanya sesudah 31 tahun penetapan Syiah bukan Islam, pemerintah malah memberi panggung kepada para pendeta dan misionaris Syiah berdakwah akan kesesatannya yang jelas membahayakan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Paling aktual, pada Jumat (21/11/2014) pendeta Syiah berceramah di masjid Istiqlal. Belum lagi pembiaran kelompok bukan Islam tapi mengaku Islam ini beraktifitas di bidang pendidikan, media massa, penerbitan, politik bahkan militer.
Para ulama dan umat Islam perlu mengingatkan kembali pemerintah akan keputusannya tersebut dan mendesak pemerintah untuk merealisasikan keputusan tersebut, bukan malah mengoreksinya. (azm/dbs/arrahmah.comA. Z. MuttaqinSenin, 1 Safar 1436 H / 24 November 2014 09:46

(nahimunkar.com)
Axact

Axact

Vestibulum bibendum felis sit amet dolor auctor molestie. In dignissim eget nibh id dapibus. Fusce et suscipit orci. Aliquam sit amet urna lorem. Duis eu imperdiet nunc, non imperdiet libero.

Post A Comment:

1 comments:

  1. Silahkan yang belum tahu tentang syiah atau anti syiah, saya sarankan untuk membaca tulisan dari link dibawah ini sebagai referensi dan bentuk tabayyun pada syiah, jangan sampai anda belum tahu sedikitpun tentang syiah, tapi sudah mengatakan sesat dan kafir kepada orang yang bermazhab syiah, boleh jadi karena anda hanya ikut-ikutan atau anda hanya mendapat info sepihak tentang syiah...dan di akhirat nanti anda akan menyesalinya, dan hal itu sudah terlambat, karena pada saat itu penyesalan sudah tiada guna.
    https://simpatisansyiah.wordpress.com/
    di web ini hanya ada 1 catatan: "Tabayyun Kepada Syiah: Saya Dari Anti Syiah Menjadi Simpatisan Syiah" saja.
    Semoga bermanfaat. :)

    ReplyDelete

Back To Top