SUKOHARJO (Voa Islam) – Ahad siang kemarin (30/11/2014), jurnalis Voa Islam ikut mengantar jenazah seorang Ibu yang merupakan orang tua dari kolega kami di Solo. Dan sebagaimana lazimnya, orang-orang keturunan Arab dimakamkan di Pemakaman Keturunan Arab , yaitu di Klumprit, Polokarto, Bekonang, Sukoharjo.
Diantara nisan yang banyak itu, ada beberapa nisan yang kelihatan menonjol dibandingkan yang lain karena warnanya yang hitam dan berukuran lebih panjang dari yang lainnya. Jurnalis Voa Islam mendapat foto dari teman yang mengambil gambar nisan tersebut dan ia menterjemahkan tulisan arab di nisan tersebut, yaitu:
Dengan menyebut Nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
Aku bersaksi bahwa tiada yang berhak diibadahi kecuali hanya Allah semata tiada sekutu baginya, Rabb kami, Rabb bapak2 kami para manusia pertama, dan Rabb seluruh alam semesta
Dan Aku bersaksi bahwa Sayyiduna dan nabi kami Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, tuannya para Nabi dan Rasul, serta sebaik-baik ciptaan-Nya
Baca artikel  selengkapnya di BUKTI KEBENARAN SYIAH tafhadol

Dan Aku bersaksi bahwasanya Amirul Mu’minin Sayyiduna Ali bin Abi Tholib -semoga Allah memuliakan wajahnya- adalah wali Allah, tuannya manusia yang diberikan wasiat (untuk menjadi khalifah setelah nabi, pentj), imamnya orang-orang yang bertaqwa dan  penghulunya penduduk surga
Dan aku bersaksi bahwasanya para Aimatul Huda dari anak dan keturunan setelahnya, adalah hujjah Allah hingga hari kiamat
Shalawat dan salam semoga tercurahkan atas mereka semuanya.. Aamiin
Saat kami coba konfirmasi kepada teman yang ibunya baru dimakamkan disana, kami mendapat keterangan bahwa adanya nisan dari orang keturunan Arab yang kami duga Syiah itu, ternyata sudah cukup lama. Sekitar setahunan lalu. Jadi rupanya ada juga makam orang Syiah dipemakaman itu. Wallohu a’lam. (AF/Voa Islam.com) Senin, 9 Safar 1436 H / 1 Desember 2014 22:54 wib
***
Kementerian Agama: Syiah Imamiah bertentangan dengan ajaran Islam
Tambahan syahadat yang tertulis di nisan itu membuktikan bahwa yang dianut adalah syiah Imamiyah atau Itsna ‘Asyariyah. Sedangkan Syiah Itsna Asyariyah atau Imamiyah (yang kini berpusat di Iran) telah dinyatakan oleh Kementerian Agama, bertentangan dengan ajaran Islam yang sesungguhnya.
Menurut Departemen Agama (kini Kementerian Agama), Syiah Imamiyah itu: Mereka mempunyai keyakinan bahwa imam-imam yang sudah meninggal itu akan kembali ke alam dunia pada akhir zaman untuk memberantas segala perbuatan kejahatan dan menghukum lawan-lawan golongan Syi’ah. Baru sesudah Imam Mahdi datang, alam dunia ini akan kiamat.
Semua itu tidak sesuai dan bahkan bertentangan dengan ajaran Islam yang sesungguhnya. (Surat Edaran Departemen Agama No: D/BA.01/4865/1983 Tanggal: 5 Desember 1983 Tentang: HAL IKHWAL MENGENAI GOLONGAN SYI’AH).
***

Sejak 1983 Pemerintah NKRI Menetapkan Syiah Diluar Islam

By nahimunkar.com on 25 November 2014
Sesudah 31 tahun penetapan Syiah bukan Islam, pemerintah malah memberi panggung kepada para pendeta dan misionaris Syiah berdakwah akan kesesatannya yang jelas membahayakan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Salah seorang pendeta Syiah Indonesia, Husein Ali Al-Habsyi turut hadir pada acara Asyuro di Balai Samudra, Jakrta Utara. Dia merupakan tokoh utama pada kasus peledakan di gereja Katholik Sasana Budaya dan gedung Seminari Alkitab Asia Tenggara (24 Desember 1984), Malang, Jawa Timur. Juga, kasus peledakan Candi Borobudur (21 Januari 1985), Magelang, Jawa Tengah. Serta, rencana peledakan gagal di Bali (Maret 1985).

JAKARTA– Sesungguhnya sejak tahun 1983, pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang mayoritas penduduknya Muslim, melalui Departemen Agama ketika itu telah menegaskan bahwa Syiah bukan Islam.
Berdasarkan fakta tertulis, secara resmi Departemen Agama (kini Kementerian Agama) telah mengeluarkan Edaran tentang Syi’ah melalui Surat Edaran Departemen Agama Nomor D/BA.01/4865/1983, tanggal 5 Desember 1983 perihal “Hal Ikhwal Mengenai Golongan Syi’ah”
Pada poin ke-5 tentang Syi’ah Imamiyah (yang di Iran dan juga merembes ke Indonesia, red) disebutkan sejumlah perbedaannya dengan Islam. Lalu dalam Surat Edaran Departemen Agama itu dinyatakan sbb:
“Semua itu tidak sesuai dan bahkan bertentangan dengan ajaran Islam yang sesungguhnya. Dalam ajaran Syi’ah Imamiyah pikiran tak dapat berkembang, ijtihad tidak boleh. Semuanya harus menunggu dan tergantung pada imam. Antara manusia biasa dan Imam ada gap atau jarak yang menganga lebar, yang merupakan tempat subur untuk segala macam khurafat dan takhayul yang menyimpang dari ajaran Islam.” (Surat Edaran Departemen Agama No: D/BA.01/4865/1983, Tanggal: 5 Desember 1983, Tentang: Hal Ikhwal Mengenai Golongan Syi’ah, butir ke 5).
Terkait, Hidayatullah.com Rabu 25 Januari 2012 mewartakan, bahwa Menteri Agama ketika itu, Suryadharma Ali mengatakan keputusan Menteri Agama di masa Orde Baru telah menegaskan bahwa Syiah aliran di luar Islam.
“Kemarin-kemarin saya membuka dokumen, ternyata Majelis Ulama Indonesia dan Kemenag (dulu Depag) menyatakan Syiah bukan Islam, tapi saya lupa tahun berapa,” kata Menag usai rapat di Gedung DPR Jakarta, Rabu (25/1/2012).
Ironi
Sudah lebih dari tiga puluh tahun ulama dan umaro negeri ini telah menyatakan sikap yang tegas terhadap Syiah. Konsistensi akan hal ini dibutuhkan selanjutnya. Pertanyaannya mampukah pemerintah bertindak tegas terhadap Syiah? .
Karena faktanya sesudah 31 tahun penetapan Syiah bukan Islam, pemerintah malah memberi panggung kepada para pendeta dan misionaris Syiah berdakwah akan kesesatannya yang jelas membahayakan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Paling aktual, pada Jumat (21/11/2014) pendeta Syiah berceramah di masjid Istiqlal. Belum lagi pembiaran kelompok bukan Islam tapi mengaku Islam ini beraktifitas di bidang pendidikan, media massa, penerbitan, politik bahkan militer.
Para ulama dan umat Islam perlu mengingatkan kembali pemerintah akan keputusannya tersebut dan mendesak pemerintah untuk merealisasikan keputusan tersebut, bukan malah mengoreksinya. (azm/dbs/arrahmah.comA. Z. MuttaqinSenin, 1 Safar 1436 H / 24 November 2014 09:46

(nahimunkar.com)
Axact

Axact

Vestibulum bibendum felis sit amet dolor auctor molestie. In dignissim eget nibh id dapibus. Fusce et suscipit orci. Aliquam sit amet urna lorem. Duis eu imperdiet nunc, non imperdiet libero.

Post A Comment:

0 comments: